FUNGSI SISTEM ADMINISTRASI PERKANTORAN
Pekerjaan yang harus dicapai dalam
sebuah organisasi, haruslah melalui kepemimpinan yang efektif,
perencanaan dengan hati-hati, terorganisir, dan terkendali. Setiap
pengelola departemen sebagai administrator yang harus menerapkan
pekerjaan yang efektif.
Elemen
kunci dalam fungsi AOS (Sistem Administrasi Perkantoran) dan hubungan
timbal baliknya menekankan peran utama dalam mengelola personil,
mengawasi, dan melakukan pekerjaan. Semua unsur yang diatur dengan
seperangkat kontrol, baik itu dengan kebijakan, aturan, tujuan,
prosedur, program komputer untuk pengolah data, anggaran, dan berbagai
teknik evaluasi digunakan untuk memastikan bahwa sistem tercapai
tujuannya.
1. Sistem Utama Administrasi Perkantoran
Fungsi utama administrasi dari bisnis meliputi pembelian, penjualan, produksi, keuangan, laporan, dan sumber daya manusia. Di samping itu, biasanya terdapat fungsi administratif yang terpisah yang mengelola pelayanan kantor secara umum. administrasi perkantoran.
Dalam
pengoperasian setiap departemen, manajer mengembangkan beberapa urutan
prosedur untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebuah prosedur berbagai
pengoperasian
untuk menangani transaksi berkala secara merata dan konsisten.
Misalnya, dalam sistem pembelian, ada berbagai prosedur dibentuk untuk
menangani masing-masing subsistem.
2. Tujuan (Sasaran) dalam Sistem Administrasi Perkantoran
Karyawan
bertanggung jawab dalam fungsi AOS yang diharapkan mencapai tujuan
organisasi yaitu: untuk perencanaan, inovasi produk, pengoprasian, dan
sistem kontrol yang menghasilkan produktivitas tinggi dengan biaya yang
serendah mungkin. Biasanya, tujuan nyata ini dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a. Penyerahan
informasi terbaik untuk orang yang tepat pada waktu yang tepat, pada
biaya minimal (sedikit), dan keputusan dalam jumlah yang tepat sehingga
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan.
b. Menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau duplikasi perkerjaan.
c. Memastikan keamanan, kurangi pekerjaan yang melelahkan.
d. Pengotomatisasi
yang berulang-ulang, di saat melakukan tugas rutin menggunkan peralatan
otomatis akan melakukan pekerjaan lebih cepat, lebih akurat, lebih
ekonomis, dan lebih handal.
e. Membangun cara yang efisien
f. Memperbaiki tanggung jawab untuk kinerja yang memuaskan.
g. Memberikan pelatihan yang memadai bagi karyawan dan pengawasan untuk menjamin kinerja yang lebih baik.
h. Memperoleh penerimaan dan dukungan dari semua pengguna sistem.
Karena
tujuan-tujuan tersebut berhubungan dengan semua tahapan dari sistem,
ada banyak variasi sistem penelitian yang diperlukan. Seperti penelitian
yang meliputi dokumen manajemen (bentuk desain dan kontrol, catatan dan
laporan pengontrolan, korespondensi penelitian, dan prosedur
pengembangan dan analisis), arus kerja, pengukuran kerja, peralatan dan
pemanfaatan karyawan, serta penjadwalan kerja dan evaluasi. Sebuah
penelitian sistem yang komprehensif memerlukan ketrampilan tingkat
tinggi dan pengalaman kerja yang luas dari manajer kantor tidak hanya
semua proses pekerjaan teknis tetapi juga yang lebih penting , sikap
dasar orang terhadap penilaian diri mereka sendiri, para pengawas, dan
para pekerja. Agar efektif, sebuah penelitian sistem harus menuju kepada
kondisi kerja yang lebih baik dan lebih efisien melalui prestasi kerja
yang terkonsentrasi, analisis pendekatan untuk pemecahan masalah.
Seperti melakukan perbaikan sistem operasional, menghilangkan kelemahan
yang ditemukan di banyak kantor.
3. Permasalahan Sistem
Jika setiap tujuan yang telah dibahas sebelumnya secara konsisten dapat dicapai, tidak akan ada sistem permasalahan. Dalam dunia nyata, sistem permasalahan selalu ada. Oleh karena itu, penting mengidentifikasi sistem permasalahan agar staf kantor dapat mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan solusinya.
Sistem Permasalahan Kantor dan Contohnya
Jenis Permasalahan
|
Contoh
|
1. Organisasi secara umum
|
Biaya tinggi, produktivitas rendah, pemborosan, keuntungan yang rendah, struktur organisasi yang buruk.
|
2. Berhubungan dengan pengelolaan
|
Penempatan
personil tidak sesuai dengan keahlian, kesulitan dalam menentukan
tanggung jawab, kurangnya interaksi dengan pekerja, kegagalan dalam
kepemimpinan.
|
3. Kondisi pribadi individu
|
Kurangnya
motivasi, keterlambatan dan ketidakhadiran pekerja, moral yang
rendah, meningkatnya masalah interpersonel dalam pekerjaan.
|
4. Sistem informasi
|
Kurangnya
kontrol atas pembuatan catatan, alur pekerjaan yang tidak efektif,
kerangnya pengetahuan tentang informasi yang dibutuhkan perusahaan,
keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan, kerja lembur yang
berlebihan.
|
Sumber : http://ermawatirahma.blogspot.com/p/sistem-administrasi-perkantoran.html
0 komentar:
Posting Komentar